Just another Wadah Aspirasi, Kreasi dan Catatan Harian Aktivitas Mahasiswa UGM site

Sebuah Kisah tentang Saya yang Berjuang Menjadi Keluarga Gadjah Mada

October30

Halo. Perkenalkan, nama saya Ade Wulan Fitriana. saya adalah Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) Angkatan 2016. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT. karena telah memberikanku kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga salah satu universitas favorit di Indonesia ini. Di sini, saya akan menceritakan pengalamanku ketika diterima menjadi salah satu mahasiswa di FH UGM.

Jadi, sebelumnya saya sudah pesimis diterima di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) karena memang UGM jarang menerima siswa dari sekolah saya, SMA Negeri 11 Yogyakarta, terlebih untuk fakultas favorit, bisa dibilang tidak pernah. FH UGM juga jarang menerima siswa dari sekolahku walaupun ada satu kakak kelas yang diterima lewat jalur SNMPTN tahun lalu. Maka dari itu setelah melaksanakan Ujian Nasional, saya mulai “berjuang” dengan mengikuti les, sering mengerjakan soal try out, mengumpulkan banyak soal tahun lalu, semain rutin beribadah, hingga belajar bersama teman-teman yang juga berpikiran sama dengan saya. Mengingat saya di SMA dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, tetapi saya mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mata pelajaran Sosial Humaniora (karena aku memilih prodi Hukum yang Soshum) aku mencoba belajar dari awal. Sayapun juga mencatat hasil try out kemudian memajangnya di depan meja belajar untuk melihat seberapa progress saya untuk lolos.

Ketika pengumuman SNMPTN, saat itu aku sedang les. Teman-teman di sana sudah mulai membuka website SNMPTN untuk mengetahui hasil apakah mereka diterima atau tidak. Mereka hampir tidak ada yang diterima. Hanya aku satu-satunya yang belum melihat hasil SNMPTN karena memang kemungkinannya sangat kecil untuk diterima. Ketika kegiatan les baru berlangsung setengah waktu, handphone saya berbunyi, dipenuhi dengan notifikasi dari Line yang berisi chat dari teman-teman yang menanyakan apakah saya diterima lewat jalur SNMPTN. Karena penasaran, akhirnya saya mencoba melihat hasilnya. Koneksi internet handphone saya sangat lambat sehingga saya meminjam handphone teman saya.

Hasilnya sudah kuduga, TIDAK DITERIMA.

Setelah melihat hasil SNMPTN, saya semakin giat dalam belajar dan berdoa. Ditambah pula setelah melihat hasil try out, semakin kuat keyakinan saya bahwa rejeki saya berada di jalur SBMPTN. Di sinilah saya mulai takabur. Saya merendahkan teman-teman yang hasil try out-nya masih belum bagus. Maka dari rasa takabur itulah, Allah SWT. memperingatkan saya dengan cara membuat saya sakit H-beberapa jam sebelum ujian. Saya terkena diare bertepatan ketika malam sebelum SBMPTN dan Ujian Tulis (UTUL). Bahkan sampai saya disuntik di Unit Gawat Darurat pada tengah malamnya. Walaupun begitu, saya tetap mencoba untuk berkonsentrasi penuh ketika ujian.

Ketika pengumuman SBMPTN, 28 Juni 2016, ternyata saya kembali TIDAK DITERIMA di FH UGM. Saya diterima di universitas lain dimana menurut saya tidak sebaik UGM. Saya menangis dan mencurahkan segala kegudahan saya dengan beberapa teman-teman yang juga tidak diterima. Dari sanalag saya mulai berpikiran negatif tentang UGM. Tetapi saya mencoba untuk tidak berprasangka buruk dulu. Mungkin saja keberuntungan saya adalah pada saat pengumuman UTUL. Saya pun mulai berpikir tidak diterimanya saya di SBMPTN adalah karena sifat takaburku. Segera aku meminta maaf dan berdoa ketika saya beribadah.

Dan ya… benar saja….

Saat malam pengumuman hasil UTUL, 1 Juli 2016, saya dan ibu saya sengaja pergi jalan-jalan untuk melepas penat. Pertama kami mengunjungi sebuah toko pakaian yang sebentar lagi akan tutup. Ketika mengantri di kasir, keadaan di sana sungguh panas dan antriannya sangat panjang. Kesabaran saya mulai habis karena separuh tenaga menguap di sana. Untungnya setelah setengah jam menunggu, tiba giliran kami untuk membayar.

Setelah itu kami pergi ke warung nasi goreng yang sudah menjadi langganan kami. Karena waktu sudah menunjukan pukul 21.30 WIB, saya berinisiatif untuk meminjam handphone ibu untuk mengecek hasil UTUL.

Memang loading-nya sangat lama…

Hingga muncul suatu pengumuman hasil UTUL…

Selamat, Saudara/i lolos secara akademis pada Program Studi S1 ILMU HUKUM

Dalam hati saya berteriak, namun sikap saya tetap tenang. Kemudian saya mencoba untuk memberitahukan kepada ibu. Dengan suara pelan dan bibir bergetar saya berkata, “Ma, aku keterima”.

Sontak ibu saya berteriak kegirangan dan kemudian memeluk saya. Penjual nasi goreng di warung itu juga mengucapkan selamat. Selain ini, saya juga mendapat kabar gembira lainnya dari salah satu teman saya yang lolos di jurusan yang sama.

Menurut saya, bagi siapapun yang mau berusaha dan tawakkal, sesulit apapun, Allah SWT. akan menolong anda jika itu adalah jalan yang terbaik bagi anda. Sebuah usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Sekaipun tidak sesuai yang diharapkan, akan ada rencana lain yang lebih indah dari-Nya. Yakin dan teruslah berusaha hingga impian-impian kecilmu tercapai. Kemudian setelah tercapai beberapa impian kecil itu, tak terasa, kamu sudah berada di puncak cita-citamu.

Dan, perjuangan yang sesungguhnya baru saja dimulai…

4 Comments to

“Sebuah Kisah tentang Saya yang Berjuang Menjadi Keluarga Gadjah Mada”

  1. April 26th, 2017 at 1:52 pm      Reply Azizah Zahra Firdaus Says:

    Permisi kak, mau tanya. Sebelum kakak tes UTUL UGM apakah kakak tau kuota untuk masuk fakultas hukum via UTUL berapa? terima kasih


Email will not be published

Website example

Your Comment: