PPSMB dan Cerita yang Ada di Dalamnya
Sebagai mahasiswa yang baru saja diterima, sudah pasti akan ada kegiatan yang harus dilewati. Sudah jelas itu adalah ospek atau bila di Universitas Gadjah Mada (UGM) namanya Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB). Sebelum saya diterima menjadi mahasiswa UGM, saya sudah mulai men-download materi, atribut, dan penugasan yang sudah tersedia untuk jaga-jaga bila saya diterima. Benar saja, memang saya diterima lewat jalur UTUL. Saya dengan teman saya yang juga diterima di Fakultas Hukum (FH) mulai membuat tugas bersama-sama. Bahkan hingga pukul 22.00 WIB teman saya ini masih berada di rumah saya untuk mengerjakan tugas.
Kami sempat kewalahan dengan berbagai tugas yang infonya masih simpang siur, seperti apakah tugas di buku penugasan harus mencantumkan sitasi bila mengambil dari sumber lain, penugasan blog padahal akun palawa belum aktif, dan lain sebagainya. Namun, akhirnya jelas sudah jawaban apa yang kami pertanyakan ini.
Tanggal 30 Juli 2016, saat itu adalah acara Gladi Bersih PPSMB. Kami berkumpul sesuai pembagian kelompok yang ditentukan. Saya berada d Kelompok 13. Saat itu dimulai dari fakultas masing-masing. Keramahtamahan kami rasakan dari penyambutan para dosen yang hadir. Tetapi, banyak hal mengagetkan sekaligus menjengkelkan, yaitu ketika kami mengetahui ada beberapa lagu dan gerakan yang tidak dijelaskan sebelumnya di dalam materi maupun penugasan. Ada pula dalam mengevaluasi tugas adalah tim auditor. Tim auditor ini memakai pakaian serba hitam dengan wajah yang tidak bersahabat. Rasa takut apabila salah dalam pengerjaan tugas pun menghantui saya.
Berbeda dengan FH, gladi bersih tingkat universitas atau PPSMB PALAPA lumayan menyenangkan. Namun, saya kelelahan setelah membuat rancangan formasi untuk acara penutupan nantinya. Di sini ko-fasilitator (kofas) kelompok memperkenalkan dirinya kepada kami. Kebetulan saya berada di Kelompok Kertanegara 8 dengan kofas Kak Priyo Joko Purnomo dan Kak Devi Rahmawati. Awalnya saya tercengang mendengar nama kak Joko karena namanya unik untuk orang seusianya sekarang. Setelah mencoba membuat formasi, saya terpisah dengan kelompok Kertanegara 8. Saya mencari di mana kelompok saya berada hingga akhirnya setelah sekian lama ketemu juga. Saat itu sudah dilakukan pengecekan atribut seperti caping dan pom-pom untuk formasi. Maka imbasnya atributku tidak dicek. Setelah saya pulang, chat di grup Line mulai menggunung. Teman-temanku ini mengeluhkan acara PPSMB nanti bisa lebih melelahkan daripada gladi bersih tadi.
Tanggal 1-2 Agustus 2016, awal dari PPSMB PALAPA 2016. Setelah mulainya acara pembukaan PPSMB, kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan.Walaupun panas dan saya mendapat barisan yang di pertengahan, banyak hal-hal yang membuat rasa lelah itu hilang. Seperti hadirnya Bapak Ganjar Pranowo di depan para Gadjah Mada Muda (Gamada), atraksi terjun payung oleh para alumni Resimen Mahasiswa UGM, dan pertunjukkan dari para penggiat Unit Kegiatan Mahasiswa.
Setelah acara pembukaan selesai, kami bergerak menuju ke kelas kami masing-masing. Di sana kami saling berkenalan, berdiskusi, dan tertawa bersama. Singkatnya, pada hari pertama dan kedua banyak materi yang disampaikan oleh Kak Joko dan Kak Devi seputar fasilitas kampus, kemahsasiswaan, dan tata perilsaya yang harus ditaati. Saya bisa bernapas lega karena tugas dikoreksi oleh mereka. Saya takut apabila dikoreksi oleh tim seperti auditor di FH, apabila salah, saya bisa dimarahi habis-habisan.
Kami mengikuti setiap acara dengan enjoy, tidak ada satupun keluh kesah di antara kami. Tetapi ada hal yang membuat saya agak kecewa dengan salah satu cofas saya. Ia lebih sering berkomunikasi dengan teman-teman yang dekat dengan tempat duduknya. Padahal, teman-teman yang lain banyak. Kebanyakan yang tidak diajak bicara oleh cofas ini menjadi pendiam dan lebih cenderung membuat forum sendiri. Alhasil, ada dimana situasi menjadi tidak kondusif.
Di akhir hari ke-2, kami berofoto bersama-sama. Foto di kelas dan ditangga gedung Fakultas Ekonomik dan Bisnis (feb). Aksi kocak teman-teman terpotret di sini.
Pada tanggal 3-4 Agustus 2016, tibalah acara PPSMB FH, saat-saat yang sangat saya takutkan. Di pagi hari sudah ada saja yang dimarahi oleh tim auditor. Atribut tidak dipakai lah, salah warna kaus kaki lah, tidak mengumpulkan tugas lah. Saya terus menunduk kala itu pertanda saya tidak mau mencari masalah. Tetapi keadaan menjadi ceria setelah kami bertemu dengan pemandu masing-masing. Di kelompokku, kelompok 13, kami ditemani oleh Kak Lydia de Vega dan Kak Revan Pratama sebagai pemandu. Mereka sangat kocak dan humoris yang membuatku merasa nyaman mengikuti PPSMB FH ini.
Pada awal acara, kami diarahkan untuk berkeliling di sekitar FH UGM. Di dalam perjalanan, kami menjawab berbagai kuis yang sudah disiapkan. Di sini, kami dituntut untuk bisa bekerja sama. Beruntungnya kami, kami selalu menang melawan kelompok tetangga yang selalu menjadi saingan kami di setiap kuis. Bahkan kata teman di kelompok lain itu “Suit aja kita kalah”.
PPSMB FH ini penuh diisi dengan diskusi interaktif dengan narasumber para alumni FH UGM. Mereka sering menyinggung kata “Maha”’ dalam penyebutan kata mahasiswa. Kita diminta untuk mencari makna dari kata “Maha” ini ketika berproses di FH UGM. Kami diarahkan untuk makin giat berorganisasi dan semakin peka dengan kehidupan masyarakat sekitar. Pada akhir kegiatan PPSMB FH, kami dibuat kembali tegang dengan pengecekan tugas oleh auditor. Beruntungnya saya, tidak ada kesalahan yang saya perbuat dalam penugasan. Bahkan, untuk penugasan membuat poster, karya saya di pajang!
Saya sangat senang kakak-kakak di FH UGM begitu ramah menyambut kami. Kami semakin tidak sabar untuk segera bertemu dengan mereka lagi di lain kesempatan ketika mulai berkuliah di sana.
Tanggal 5-6 Agustus 2016, kegiatan softskill, kembai ke PPSMB tingkat univesitas. Kami dibekali beberapa tips tentang meningkatkan kemampuan diri dari dosen psikologi. Ada hal yang membuat saya tertegun pada salah satu mater yang diberikan oleh dosen tersebut. Materi dimana apakah kami sudah yakin akan jurusan yang dipilih. Saya sendiri agak ragu mengingat jurusan hukum itu banyak dinilai oleh orang-orang adalah jurusan yang penuh akan dosa. Dimana orang-orang lebih senang mencari musuh daripada mencari teman. ditambah pla, keputusan saya mengambil jurusan hukum itu atas permintaan keluarga yang sebelumnya saya meminta untuk masuk ke jurusan lain sebelumnya tidak diijinkan. Kemudian dosen itu mulai menjulur ke suatu pertanyaan dari mana asal motivasimu memilih jurusanmu yang sekarang. Beliau bercerita, misalkan kita termotivasi karena orangtua. “Saya ingin menjadi seperti yang orang tua lakukan. Saya ingin mengikuti bapak saya”. Kurang lebih itulah yang beliau katakan.
Hari ke-6, menjelang acara penutupan PPSMB, kami mulai bersiap-siap untuk menuju ke Grha Sbha Pramana. Kami sempat menunggu lama di taman FEB karena menunggu pembagian caping dan pom-pom yang telah dikumpulkan sebelumnya. Kami bergegas setelah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuat formasi sudah kami bawa. Kami membentuk beberapa formasi yang membuat kami semakin bangga menjadi mahasiswa UGM.
PPSMB pun selesai, kami pun pulang dengan perasaan bangga. Sungguh PPSMB adalah suatu pengalaman hidup yang berharga dan hanya sekali seumur hidup. Hanya di PPSMB, saya banyak bertem dengan teman-teman yang hebat dan memiliki keunggulan masing-masing. Dengan ini saya berpikir bahwa saya sendiri masih berada belum sehebat mereka. Ada rasa tidak percaya diri saat itu. Namun dengan itulah, saya bisa kembali bersemangat untuk lebih banyak belajar dan berproses di UGM.
Recent Comments